Eksotisme Petungkriyono, Negeri Seribu Curug Kabupaten Pekalongan

Kemana liburan kalian kemarin? Ke laut, ke gunung, city tour, atau ke kondangan mantan? haha. Pada long weekend kali ini saya berkesempatan untuk mengeksplore daerah di Kabupaten Pekalongan. Alasan mengapa saya tidak bepergian ke luar kota karena memang saya jarang banget mengeksplore potensi wisata alam di tanah kelahiran saya sendiri.

Saya dan beberapa teman dari @explorepekalongan memutuskan untuk mengunjungi daerah Petungkriyono. Daerah di sebelah selatan Kota Pekalongan dan berbatasan langsung dengan Banjarnegara. Nama Petungkriyono mungkin masih jarang didengar oleh kalian, bahkan jarang orang dari luar kota yang mengunjungi daerah tersebut. Selain jarak tempuh yang lumayan lama, sekitar 2-3 jam, jalan menuju ke daerah Petungkriyono juga rusak. Petungkriyono memiliki hutan alam yang sangat luas, kurang lebih sekitar 5000Ha.
Jalan di Petungkriyono
Kami berangkat dari Pekalongan pukul 10.00 WIB. Dari perempatan Ponolawen Pekalongan kalian hanya perlu berkendara ke arah selatan. Sekitar 30 menit kalian akan sampai di pertigaan Podo, Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Lurus sampai kalian sampai di daerah Doro. Dari daerah Doro, jalan mulai menanjak. Kami sempat kaget karena ternyata jalan mulai dari pintu gerbang Petungkriyono sangat halus, muluuuusss banget. Ternyata dengan adanya potensi wisata yang besar, dinas terkait mulai melakukan pembenahan di berbagai sektor, seperti pengaspalan jalan dan penambahan lampu penerangan jalan. 
Jalannya enak hehe
Saat memasuki gerbang Petungkriyono, kalian akan disambut dengan lebatnya hutan disana, dan jika kalian beruntung kalian bisa bertemu dengan hewan endemik daerah tersebut, Owa Jawa. Jalan di daerah Petungkriyono sama seperti jalan di daerah dataran tinggi lainnya, naik turun dan berkelok-kelok. Kalian akan menemukan beberapa curug di tepi jalan Petungkriyono. Hutannya yang lebat membuat udara di daerah ini menjadi segar, bebas dari polusi.
Hutannya masih lebat
Sepanjang perjalanan di Petungkriyono kalian akan disuguhi dengan pemandangan yang indah. Pertama kalian akan melewati jalan ditengah hutan tropis yang masih asri dan kalian juga akan bertemu beberapa air terjun di tepi jalan. Air terjun yang cukup menarik untuk dikunjungi dalam perjalanan adalah Air Terjun Sibedug. Air Terjun Sibedug terletak tepat ditepi jalan utama. Saat saya pertama kali mengunjungi Petungkriyono pada tahun 2012, air terjun ini masih seperti air terjun lainnya yang masih belum terawat. Sekarang Air Terjun Sibedug sudah dijadikan salah satu destinasi wisata. Tempat ini sudah dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang seperti warung kopi, mushola, dan kamar mandi. Kalian juga bisa bermain air dan mandi di Air Terjun ini. Tidak ada tiket masuk untuk mengunjungi air terjun ini karena letaknya tepat di tepi jalan.
Pinggir Jalan Cuy
Di jalan utama, jadi mudah menemukannya.
Setelah bertemu dengan Air Terjun Sibedug, kalian akan disuguhi dengan pemandangan sawah dan lembah yang sangat memanjakan mata. Lokasi wisata setelah Air Terjun Sibedug adalah Kedung Sipingit. Kedung Sipingit adalah sebuah tempat dialiran sungai welo. Untuk mencapai Kedung Sipingit kalian harus berjalan kurang lebih sekitar 30 menit. Saran saya apabila kalian akan ke Kedung Sipingit, kalian harus bilang kepada warga sekitar dan jangan kesana saat mendung. Kedung Sipingit memang memiliki air yang bersih, bening, namun kita tidak akan pernah tahu kapan air bah akan datang. Saya sendiri pernah terjebak di Kedung Sipingit selama 3 jam karena air bah datang, air menjadi sangat deras dan menjadi coklat.
Sebelum air bah datang
Setelah Kedung Sipingit, kalian akan melewati wisata Welo River. Di Welo River ini kalian bisa menguji adrenalin kalian dengan wahana River Tubing, Body Rafting, dan Cliff Jumping dari tebing di sekitar Sungai Welo. Hanya dengan biaya Rp 75.000 kalian sudah bisa menyusuri Sungai Welo dengan menggunakan ban. Arus yang deras membuat ban yang kalian tumpangi tidak bisa diam hehe. Apabila kalian bernyali tinggi, kalian bisa mencoba Cliff Jumping dari tebing disekitar sungai.
Foto dari @gitaocta
Setelah Welo River, tempat terdekat yang bisa kalian kunjungi adalah Curug Lawe. Curug Lawe berjarak sekitar 10 - 15 menit dari Welo River. Untuk masuk ke wisata Curug Lawe kalian cukup membayar Rp 5.000 per orang dan parkir Rp 2.000 per motor. Disini kalian bisa menikmati hamparan hutan pinus saat memasuki kawasan Curug Lawe. Disini kalian bisa bergelantungan di hammock, bisa mendirikan tenda, dan disini juga sudah tersedia homestay lho. Selain itu disini juga ada rumah pohon dan gardu pandang. Dari tempat parkir menuju rumah pohon cukup berjalan selama 7 menit. Kalian bisa berswafoto disini sepuasnya hehehe. Spot ini instagramable banget pokoknya.
Rumah Pohon

Jika kalian tidak terbiasa jalan jauh, saya sarankan agar kalian tidak melanjutkan perjalanan ke Curug karena perjalanan untuk mencapai Curug masih 2 jam lagi!! Sumpah jauh banget. Kalian masih harus melewati hutan, naik turun, menyusuri sungai, menaiki air terjun juga!! Dan saya pun tidak pernah melihat air terjunnya dari dekat hehe.
Curug kecil di kawasan Curug Lawe
Wisatawan yang berkunjung ke Curug Lawe


Track menuju Curug

Dilihat dari atas

Harus naik itu tuh biar liat curugnya
Mungkin kali ini hanya itu yang bisa saya ceritakan tentang Petungkriyono, suatu saat pasti akan saya bahas lagi tentang daerah ini. Masih anyak sekali tempat wisata yang bisa dikunjungi di daerah ini. Jadi, ayo main ke Pekalongan!!
Beberapa tim @explorepekalongan



0 Comments