Gunung Rogojembangan, Seven Summit Jawa Tengah yang Terlupakan

Gunung Rogojembangan, mungkin banyak dari kalian yang baru mendengar nama gunung tersebut. Baiklah, kali ini saya akan memberikan informasi terkait tentang gunung yang terletak di perbatasan Pekalongan dan Banjarnegara tersebut. Gunung Rogojembangan merupakan salah satu puncak Pegunungan Serayu utara yang membentang dari sebelah Barat Dieng hingga mendekati Gunung Slamet. Gunung Rogojembangan memiliki ketinggian 2117 mdpl dan merupakan salah satu dari tujuh puncak tertinggi Jawa Tengah.
Gunung Rogojembangan bisa didaki melalui beberapa jalur, yaitu melalui Desa Gumelem, Desa Semego (Petungkriyono, Kab. Pekalongan), dan Desa Karangmalang (Jatilawang, Banjarnegara). Jalur pendakian yang sering digunakan adalah jalur dari Desa Gumelem, Petungkriyono, Kab. Pekalongan. Untuk mencapai Desa Gumelem, kalian perlu menempuh waktu sekitar 2 jam dari pusat Kota Pekalongan.


Saya baru dua kali mendaki gunung yang letaknya bisa dibilang di daerah sendiri tersebut dan semuanya lewat Desa Gumelem. Pendakian pertama saya bisa dibilang kurang lancar. Saya beserta rombongan sempat tersasar saat turun. Kala itu kami memulai perjalanan pukul 14.00 dan menempuh waktu 3 jam untuk sampai ke Puncak. Jarak waktu 3 bulan semenjak pendakian terakhir di gunung itu membuat jalur menjadi sangat rapat. Kami turun kala hari mulai gelap. Oh iya, saat itu perlengkapan kami sangat-sangat tidak safety, memakai pakaian seadanya, perbekalan kami hanya mie, tidak ada yang membawa jas hujan, pokoknya terkesan meremehkan gunung tersebut. awalnya kami memang hanya akan hiking santai, namu ternyata kondisi di lapangan sangat tidak memungkinkan. Oke kembali ke perjalanan turun, kami turun dalam keadaan gelap, jalur rapat, dan hujan. Kami sempat tersasar dan harus mencari jalur agar bisa sampai basecamp. Kami membutuhkan waktu hingga 6 jam sampai akhirnya kami bisa beristirahat di basecamp. Sejak saat itu saya tidak pernah meremehkan gunung manapun, meskipun gunung tersebut tidak tinggi. Saya benar-benar diberi pelajaran di daerah sendiri.

Pendakian kedua ke Gunung Rogojembangan saya lakukan pada tanggal 9 November 2019. Saya bersama 2 teman saya berencana untuk bermalam di gunung tersebut. Kali ini saya tidak ingin mengulangi kesalahan saya dulu, saya benar-benar mempersiapkan semua alat yang dibutuhkan untuk pendakian. Pendakian dimulai dari Desa Gumelem pukul 16.30, saat itu hujan sudah turun di daerah Petungkriyono. Biasanya pendaki akan diarahkan menuju rumah Bapak Supari oleh warga desa untuk mengurus ijin pendakian. Biaya pendakian hanya Rp 5.000 dan biaya parkir seikhlasnya.

Rumah Bapak Supari

Gunung Rogojembangan memiliki 3 Pos. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai Pos 1 dari Basecamp sekitar 50 menit. Jalur didominasi oleh perkebunan warga dan semak belukar yang cukup rapat. Maklum, gunung ini kurang familiar di kalangan pendaki sehingga jarang didaki, tidak seperti gunung-gunung lain yang ada di Jawa Tengah. Di jalur antara Basecamp dan Pos 1 kalian juga akan bertemu dengan terowongan yang mirip dengan Terowongan Kemin Gunung Prau via Igirmranak. Saya sarankan jangan mendaki di gunung ini di malam hari karena gunung ini masih rapat sehingga kemungkinan untuk tersesat sangat besar jika kalian berjalan di malam hari. Pos 1 terletak di tengah hutan sehingga sulit untuk mendirikan tenda karena tidak terlalu luas.

Jalur Basecamp - Pos 1

Lanjut ke perjalanan menuju Pos 2, butuh waktu sekitar 50 menit untuk mencapai Pos 2 dari Pos 1. Jalur terkesan landai dan didominasi oleh pepohonan. Jalurnya berupa tanah dan akar pohon. Sama seperti Pos 1, Pos 2 yang bernama Pos Selo Gilang ini juga tidak terlalu luas sehingga tidak bisa digunakan untuk mendirikan tenda.

Pos 2

Setelah lewat dari Pos 2 jalur menjadi semakin menantang. Jalur menjadi sangat menanjak, tangan kalian sangat berguna jika melewati jalur ini. Waktu yang ditembuh untuk menuju Pos 3 memang sangat singkat, sekitar 20 menit. Namun tingkat kemiringan jalur yang mendekati 90 derajat membuat tenaga yang dikeluarkan lebih besar. Kalian harus menggunakan tangan untuk meraih akar pohon atau tali tambang untuk melewati jalur ini. Sama seperti pos lainnya, Pos 3 juga tidak bisa digunakan untuk mendirikan tenda. Sepertinya memang gunung ini hanya menyediakan camp area di puncak saja.

Jalur Pos 2 - Pos 3

Pos 3

Perjalanan menuju Puncak setelah melewati Pos 3 relatif cepat, jalur tidak menanjak seperti jalur dari Pos 2 ke Pos 3. Jalur didominasi oleh tanaman bambu yang banyak tumbuh di gunung ini. Ketika hampir mencapai puncak, kalian akan menemukan sebuah sumur di sisi kiri jalur pendakian. Sayangnya sumur tersebut sekarang sudah kering. Camp area gunung ini terletak di sekitar puncak. Camp area tersebut tidak terlalu luas, mungkin hanya bisa diisi oleh 4 sampai 5 tenda berkapasitas 4 orang. Saya dan teman-teman saya mendirikan tenda di lokasi tersebut, dan hanya tenda kami yang berdiri karena memang pada hari itu tidak ada pendaki lain selain rombongan kami. Padahal saat itu kami naik saat akhir pekan yang biasanya gunung-gunung di Jawa Tengah ramai dikunjungi banyak pendaki.

Camp Area

Ketika pagi tiba, kalian bisa melihat Gunung Slamet, Gunung Sindoro dan Laut Jawa dari Puncak Rogojembangan. Nama Puncak Gunung Rogojembangan adalah Puncak Raja. Terdapat dua plang puncak disini, yang satu plang lama yang tulisannya sudah mulai hilang dan satu lagi merupakan plang baru. Pada sekitar tahun 80 an, puncak ini agak cekung ke dalam sehingga konon ini yang kemudian masyarakat menamai gunung ini Rogojembangan (Jambangan).

View Puncak Raja Gunung Rogojembangan

Plang Puncak Raja Gunung Rogojembangan

Ketika kalian turun, usahakan turun sebelum hari gelap, karena selain jalur yang tidak terlihat, kalian juga akan kesulitan ketika turun dari pos 3 menuju pos 2. Resiko untuk salah jalur juga bertambah besar jika turun ketika gelap. Saya dan rombongan turun pukul 8 pagi dari puncak dan lagi-lagi saya kehilangan jalur yang saya gunakan untuk naik kemarin hahaha. Saya naik dari Desa Gumelem, Petungkriyono, Kab. Pekalongan. Ketika turun, saya malah samapai di desa Karangmalang, Jatilawang, Banjarnegara. Alhasil kami harus kembali naik untuk mencari jalur yang benar agar sampai di Desa Gumelem. Memang gunung ini selalu memberikan kesan yang mendalam untuk saya ketika saya mendaki gunung ini.

Pesan saya, jangan sekalipun meremehkan gunung. Entah itu gunung yang tinggi atau gunung yang mungkin kalian anggap kecil, jangan sekali-kali meremehkannya. Persiapkan segala sesuatu dengan serius sebelum kalian mendaki. Cari informasi tentang gunung yang akan kalian daki, persiapkan peralatan yang akan kalian gunakan sebaik mungkin dan kalau bisa cari partner pendakian yang sudah mengetahui kondisi gunung yang akan kalian daki. 

Salam Lestari dari saya Shandy Eksani. 


5 Comments

  1. Waini yang saia cari...
    Target pendakian tahun 2020 ini pas musim kemarau....

    ReplyDelete
  2. Aku sii udah pernah kesituuu, jalurnya masih asri bgt 😍😍😍

    ReplyDelete
  3. Baru sampai kec. Petungkriyono. Untuk
    Survey tower. Perjalanan dr karanganyar sampai petungkriyono sudah menarik. Hutannya masih bagus.

    ReplyDelete
  4. sekalian promosi tempat daerah saya karang malang jatilawang wanayasa banjarnegara enak pokoknya mah lebih cepet naiknya sekitar 2 jam nyampe itu kalau santai, jalanya sudah di perbaiki dan aman lahh, basecam bisa di tempat saya Ahmad yusuf

    ReplyDelete