Saya lanjut lagi ya cerita tentang perjalanan di Gunung Raung. Gunung yang terletak di ujung timur Pulau Jawa ini merupakan salah satu gunung dengan jalur yang sulit dan memiliki kaldera kering terbesar kedua di Indonesia setelah Gunung Tambora. Saya melakukan pendakian bersama orang-orang hebat yang berasal dari beberapa kota di Indonesia, ada Resti (
@restipramandani) dan Andre (
@andreefendi_) dari Jakarta, Hanin (
@hanin_shofia) dari Tegal, Dedy (
@kribonisasi) dari Pemalang, saya (
@shandyeksani) dari Pekalongan, Arief (
@edelweise_senja) dari Purwokerto, Apri (
@apriel19), Tri (
@ndo_lor), Aji (
@rb.aji) dari Solo, dan Mas Agung (
@knuga88) yang akan menjadi guide kami selama di Gunung Raung bersama dengan Mas Erik, Mas Naka dan Mbak Lupi (
@lupiayususanti).
Cerita ini merupakan lanjutan dari cerita yang saya tulis sebelumnya, jika kalian belum membacanya, kalian bisa baca di
Pendakian Gunung Raung, Jalur Tersulit di Pulau Jawa Part 1.
PERJALANAN CAMP 2 – CAMP 3
Setelah cukup beristirahat di
Camp 2, kami melanjutkan perjalanan ke Camp 3. Kondisi jalur tetap didominasi oleh
tanah dan tingkat kerapatan hutannya meningkat. Jalan mulai agak sedikit
menanjak namun jaraknya tidak sejauh Pos 1 ke Camp 2. Tim kami mulai terpecah
disini, beberapa ada yang berjalan duluan, beberapa lagi ada yang berjalan
pelan. Walaupun kami terpecah, namun kami tidak pernah meninggalkan anggota tim
kami untuk berjalan sendirian. Kami berjalan minimal 3 orang dalam 1 kelompok
kecil. Saya termasuk dalam kelompok yang jalannya lambat hehe. Setelah 1 jam
berjalan akhirnya kami sampai di Camp 3. Anggota tim yang lain sudah menunggu
kami di Camp 3 sembari makan dan menunggu adzan dhuhur selesai berkumandang.
Camp 3 memiliki ketinggian kurang lebih 1.656 mdpl.
PERJALANAN CAMP 3 – CAMP 4
Jalan kembali menanjak dan
hutan tetap lebat. Kami berjalan perlahan, mungkin karena kami masih kelelahan
karena perjalanan dari kota kami menuju basecamp cukup lama dan menguras
tenaga. Kondisi jalur sama seperti sebelumnya, didominasi tanah dan mulai
menanjak. Perjalanan dari Camp 3 ke Camp 4 butuh waktu kurang lebih 1 jam.
Setelah sampai di Camp 4, kami kembali beristirahat. Camp 4 biasa digunakan
oleh pendaki untuk mendirikan tenda dan dapat menampung kurang lebih 15 tenda
pendaki. Camp 4 berada di ketinggian kurang lebih 1.865 mdpl. Terkadang
beberapa pendaki mulai berjalan menuju puncak dari tempat ini dan ada beberapa
pendaki yang menginap di camp ini selama satu malam sebelum melanjutkan
perjalanan untuk mendirikan tenda di Camp 7. Karena tujuan kami adalah
mendirikan tenda di Camp 7, maka kami melanjutkan lagi perjalanan setelah
istirahat sejenak.
PERJALANAN CAMP 4 – CAMP 6
Kenapa saya langsung mebuat
cerita perjalanan Camp 4 sampai Camp 6 tanpa menceritakan Camp 5? Karena jarak
antara Camp 4 dan Camp 5 itu deket, sedeket dia sama temanmu, eh. Perjalanan
dari Camp 4 menuju Camp 5 membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Walaupun
dekat, namun tanjakan setelah Camp 4 cukup menguras tenaga. Tanjakan itu akan
terus berlanjut sampai Camp 7. Matahari pun mulai menghilang, berganti dengan
gelapnya malam di tengah hutan dan air hujan pun mulai sedikit membasahi tubuh
kami. Kami mulai mengeluarkan alat penerangan sebelum melanjutkan perjalanan. Sialnya,
headlamp yang baru saya beli ternyata tidak bisa menyala, akhirnya saya pun
berjalan berdasarkan insting dan bantuan penerangan dari anggota tim yang lain.
Mas Agung bilang kalau bisa jangan sampai masih berada di antara Camp 6 – Camp 7
dikala hari sudah gelap. Saya pun tidak berani menanyakan lebih detail tentang
hal tersebut. Akhirnya kami pun sampai di Camp 6 ketika Maghrib berkumandang.
PERJALANAN CAMP 6 – CAMP 7
Berjalan dalam gelap memang
kurang menyenangkan. Selain pandangan yang kurang luas, kami juga harus berebut
oksigen dengan tumbuhan disekitar kami. Perjalananan kami pun menjadi semakin
lambat. Kemiringan jalan yang bertambah membuat perjalanan semakin berat, belum
lagi beban dipundak terasa lebih berat karena tenaga kami sudah banyak
terkuras. Dari Camp 6 ke Camp 7 kami melewat 2 Camp Bayangan. Camp 6 berada di
ketinggian 2.285 mdpl dan dapat digunakan untuk mendirikan kurang lebih 4
tenda. Butuh waktu kurang lebih 1,5 jam untuk menempuh perjalanan dari Camp 6
ke Camp 7.
PERJALANAN CAMP 7 - PUNCAK BENDERA
Kami sampai di Camp 7 Pukul 19.00
wib. Kami mendirikan 5 tenda, 2 Tenda dengan kapasitas 4 orang dan 3 tenda
dengan kapasitas 2 orang. Setelah tenda berdiri, kami memasak seadanya agar
perut terisi dan tenaga pulih kembali. Kami tidak banyak bercengkrama di malam
pertama karena kami semua lebih memilih untuk tidur karena kami berencana
berjalan menuju puncak pada pukul 02.00 wib.
|
Camp 7 |
Karena terlalu lelah, akhirnya
kami semua bangun kesiangan. Kami mulai berjalan menuju Puncak Sejati pukul
04.00 wib. Kami tidak sempat membuat sarapan karena kami tidak ingin
kesiangan sampai di Puncak Sejati. Setelah semua siap dan sudah menggunakan helm, kami pun mulai berjalan menembus dinginnya pagi. Kami hanya membawa tas kecil yang berisi air minum, beberapa makanan, dan alat-alat
climbing. Sebelum mencapai Puncak Bendera, kami akan melewati 2 Camp, yaitu Camp 8 dan Camp 9. Jarak antar Camp sebenarnya tidak terlalu jauh, tetapi jalannya cukup terjal. Beban kami terasa lebih ringan karena beberapa peralatan kami tinggal di Camp 7. Hanya saja, karena kami belum sarapan maka perut kami terasa kosong dan tenaga tidak penuh. Sampai di Camp 8 kami langsung membongkar beberapa camilan yang sudah kami bawa dari Camp 7.
Setelah cukup beristirahat di Camp 8, kami pun melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan kami disuguhi oleh pemandangan berupa pohon edelweis dan
landscape Gunung Raung. Angin bertiup agak kencang pagi itu, membuat kami harus lebih merapatkan jaket. Perjalanan dari Camp 8 menuju Camp 9 tidak membutuhkan waktu yang lama, mungkin sekitar 30 menit.
|
Edelweis Gunung Raung |
Camp 9 terletak di ketinggian 3.023 mdpl dan disini kami mulai memasang
harness, karabiner, dan
descender. Kami bertemu tim lain disini, mereka sedang menunggu anggota yang lain sembari menunggu angin agak mereda. Kami mulai berbincang dengan mereka, berbagi makanan dengan mereka.
|
Camp 9 |
Ternyata mereka juga seperti kami, berasal dari beberapa kota yang berbeda. Mereka mengikuti salah satu trip yang ada di Gunung Raung. Karena angin tidak kunjung reda padahal kami sudah siap untuk melanjutkan perjalanan, maka Mas Agung dan guide tim sebelah mulai berdiskusi tentang penggunaan tali yang kami bawa agar efisien. Setelah semua dirasa cukup, akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan menuju Puncak Bendera.
Bersambung...
0 Comments