Apakah kalian masih ingat dengan daerah yang
namanya Petungkriyono? Daerah selatan Pekalongan yang memiliki banyak sekali
potensi wisata yang belum banyak masyarakat Indonesia ketahui. Banyak “Hidden
Paradise” yang masih bisa dikembangkan di kawasan Petungkriyono. Beberapa bulan
yang lalu, telah dibuka salah satu tempat wisata alam yang ada di
Petungkriyono, namanya Telaga Sigebyar Mangunan.
Sesuai namanya, wisata ini menawarkan
pemandangan sebuah telaga yang dikelilingi oleh perbukitan. Kebetulan saya dan
beberapa teman dari Explore Pekalongan berkesempatan mengunjungi telaga ini
tanggal 7 April 2019. Beberapa teman dari Explore Pemalang yang sedang
berkunjung ke Pekalongan pun kami ajak menuju telaga ini. Kami berencana kumpul
pukul 08.00 agar tidak terlalu siang untuk sampai ke daerah Petungkriyono.
Namun, seperti kebanyakan acara, kami akhirnya mulai perjalanan pukul 10.30. Kami
memutuskan untuk menjadikan Kecamatan Doro sebagai lokasi titik temu karena
lokasi rumah kami semua agak berjauhan. Perjalanan dari Kota Pekalongan menuju
Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan membutuhkan waktu sekitar 45 menit.
Beberapa dari kami termasuk saya sampai di
lokasi titik temu pukul 11.30. Sembari menunggu yang lain, saya dan
beberapa teman yang sudah sampai di lokasi mulai berbelanja untuk bekal kami
selama di Petungkriyono.
|
Telaga Sigebyar Mangunan |
Pada pukul 12.00 akhirnya rombongan kami
lengkap. Setelah istirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan sekitar pukul
12.30. Waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi Telaga Sigebyar Mangunan
sekitar 60 menit dari Doro. Jalan di
Petungkriyono sudah sangat halus, tapi
kalian harus tetap hati-hati dalam berkendara. Kondisi jalan yang naik turun,
berkelok dan juga lebar jalan yang sempit membuat kalian harus selalu
berkonsentrasi dalam berkendara. Saran saya jika kalian mau ke
Petungkriyono,
pastikan kendaraan kalian dalam keadaan sehat dan jangan kesiangan kalau mau
kesana, karena jika sudah terlalu siang biasanya daerah
Petungkriyono mulai
berkabut dan turun hujan. Mungkin ketika sampai di Doro cuaca masih cerah,
namun cuaca bisa berubah tiba-tiba ketika memasuki wilayah
Petungkriyono,
seperti si dia yang gampang banget berubah (halah apasiiih haha).
Kami tiba di pertigaan tugu Petungkriyono
sekitar pukul 13.15 dan benar saja tidak lama kemudian hujan turun. Kami sempat
berhenti sejenak sambil menunggu hujan reda dan mengobrol dengan beberapa
pesepeda yang kami temui. Setelah hujan agak reda, kami melanjutkan perjalanan
menuju Telaga Sigebyar Mangunan yang jaraknya sekitar 8km dari pertigaan tugu
Petungkriyono. Jalan yang kami lalui terasa lebih menanjak, untungnya sekarang
jalan tersebut sudah halus, tidak seperti beberapa bulan yang lalu dimana jalan
disini masih banyak yang rusak dan seperti sungai yang tidak ada airnya.
Kami tiba di lokasi parkir Telaga Sigebyar
Mangunan pukul 13.30. Tiket masuk obyek wisata ini masih murah, 5.000 rupiah
per orang dan biaya parkir 2.000 rupiah per motor. Di sekitar tempat parkir
juga tersedia beberapa warung makan dan masjid. Dari parkiran kami perlu
berjalan sekitar 10 menit untuk mencapai lokasi telaga ini. Jadi siapkan
perbekalan yang cukup karena jalan menuju telaga ini agak “sedikit” menanjak. Jika
kalian tidak kuat untuk berjalan kaki, kalian bisa naik ojek untuk mencapai
lokasi telaga.
Setelah berjalan 10 menit kami menemukan sebuah
telaga indah yang dikelilingi oleh perbukitan. Kami menikmati telaga dan berfoto di beberapa spot
yang ada disini. Buat kalian yang suka berswafoto, kalian dapat manfaatkan dermaga yang sudah
dibuat sedemikian rupa. Jika ingin mengelilingi telaga, kalian juga bisa
menaiki perahu mesin dengan biaya 5.000 rupiah per orang. Beberapa orang dari
rombongan saya mulai mengelurkan kamera dan asik mencari beberapa spot untuk
diabadikan. Ada juga beberapa orang dari kami yang memilih untuk menikmati
keindahan danau sembari ditemani secangkir kopi. Oh iya, jika kalian tidak
membawa alat memasak, kalian bisa membeli makanan atau minuman di warung-warung
yang ada di sekitar lokasi telaga.
|
Spot swafoto Telaga Sigebyar Mangunan |
Ketika sore datang, kabut mulai turun, dan kami
pun buru-buru mengeluarkan kamera untuk mengabadikan momen tersebut. Keindahan
telaga ini memang bertambah beberapa kali lipat jika kabut sudah turun. Daerah
Pertungkriyono memang sering diselimuti kabut dan sering diguyur hujan saat
siang hari. Kami mulai sibuk mengambil beberapa gambar karena memang kabutnya
tidak bertahan lama, datang dengan cepat dan tiba-tiba menghilang, seperti
kamu.
|
Kabut mulai datang |
Setelah puas mengambil foto, kami pun
memutuskan untuk pulang karena kami tidak ingin bertemu malam di perjalanan
pulang. Suatu saat telaga ini bisa menjadi salah satu potensi wisata yang bisa
digunakan untuk menarik wisatawan dari luar Pekalongan jika dikelola dengan
baik. Sayangnya di tempat ini hanya tersedia beberapa tempat sampah dan menurut
saya masih kurang.
Jaga terus kebersihan tempat yang kalian
kunjungi dan tetap jaga keselamatan, karena tujuan utama sebuah perjalanan
adalah pulang ke rumah dengan selamat. Tetap jaga kesehatan karena jika tidak
sehat bagaimana kita bisa melakukan sebuah perjalanan. Salam Lestari, dari saya
Shandy Eksani.
2 Comments
Lanjutkan eksplor Pekalongannya Bang
ReplyDeleteSiaaap bang
ReplyDelete